BERITA

BERITA
UEFA Siapkan Bentuk Baru dari Financial Fair Play

Premier188- Aleksandar Ceferin terpilih sebagai presiden UEFA untuk kedua kalinya belum lama ini. Sebagai awal di era kepemimpinan terbarunya, pria asal Slovenia tersebut akan mengagendakan pembuatan Financial Fair Play dalam bentuk terbaru.

Dalam beberapa tahun terakhir, Financial Fair Play (atau FFP) seringkali menjadi momok terbesar bagi klub untuk mendatangkan pemain baru. Tujuan dari regulasi ini adalah membatasi pembelian gila-gilaan klub yang tidak sebanding dengan pendapatannya.

Keberadaannya berhasil membuat klub kaya raya seperti Manchester City gigit jari, juga tim-tim berkembang dengan pemilik baru seperti AC Milan dan Inter Milan. Namun tidak jarang klub besar mengakali regulasi tersebut, seperti PSG waktu mendatangkan Neymar misalnya.

Tak bisa dimungkiri, FFP masih punya banyak celah yang bisa dieksploitasi oleh tim-tim yang memiliki kekuasaan dengan melimpahnya sumber dana. Tapi bagi Ceferin, FFP telah mencapai tujuan yang diinginkan.

"Tujuan dasar dari Financial Fair Play telah tercapai," tutur Ceferin seperti yang dikutip dari Football Italia.

"Klub Eropa sudah lebih baik secara finansial, masalah hutang telah terseliesaikan di banyak negara, dan utang tak terbayar kepada klub, pelatih, dan pemain sepertinya sudah jadi sekadar ingatan belaka," lanjutnya.

FFP Fase Kedua

Walau demikian, FFP diakui Ceferin belum benar-benar sempurna. Oleh karena itu, di masa kedua kepemimpinannya, ia mengatakan bahwa FFP akan masuk ke dalam fase kedua agar klub-klub Eropa bisa mencapai potensi penuhnya.

"Kami akan mengadaptasi peraturan Financial Fair Play guna membangun keseimbangan di Eropa, agar semuanya bisa menemukan tempat yang terbaik mereka," tambahnya.

"Sekarang adalah waktunya untuk pindah ke fase kedua dari proyek utama Eropa ini, dengan berkonsultasi bersama ECA, agar setiap klub Eropa bisa mengeksploitasi potensi perkembangannya secara penuh," tandasnya.

Perihal FFP, AC Milan sempat merasakan pahitnya berurusan dengan regulasi tersebut. Di akhir musim kemarin, ketidakseimbangan dalam neraca keuangan mereka membuatnya nyaris dinyatakan gagal turut serta dalam ajang Liga Europa 2018-2019.