BERITA

BERITA
Kaleidoskop 2018 : Serie A

Premier188- Tahun 2018 masih dikuasai oleh Juventus yang terus melakukan pembenahan. Keperkasaan mereka di ajang tertinggi Italia, Serie A, masih belum bisa dibantahkan oleh klub rival seperti Inter Milan, AC Milan, bahkan Napoli sekalipun.

Tepat pada bulan Mei, skuat asuhan Massimiliano Allegri tersebut keluar sebagai peraih sah titah Scudetto musim 2017-2018. Klub berjuluk Si Nyonya Tua itu sukses mengumpulkan 95 poin dengan catatan 30 kemenangan, lima hasil imbang, dan tiga kekalahan.

Peringkat dua ditempati oleh Napoli yang sempat bercokol di puncak klasemen, sebelum akhirnya direbut Juventus pada pekan ke-26. Sedangkan posisi ketiga dihuni oleh AS Roma yang berhasil menorehkan hasil apik dalam ajang Liga Champions.

Sedangkan posisi empat diperebutkan oleh dua tim, Inter Milan dan Lazio, hingga pekan terakhir di mana kedunya dipertemukan. Hasilnya, posisi tersebut resmi menjadi milik Nerazzurri setelah mereka menang dengan skor tipis 3-2.

Scroll ke bawah untuk mengenang kembali beberapa momen penting yang terjadi di Serie A sepanjang tahun 2018 ini.

Kematian Mengejutkan Kapten Fiorentina, Davide Astori

Kabar duka menghampiri sepak bola Italia jelang musim 2017/2018 berakhir. Kapten Fiorentina serta pemain langganan Timnas Italia, Davide Astori, ditemukan meninggal dunia akibat serangan jantung di kamar hotelnya sebelum laga kontra Udinese pada awal bulan Maret lalu.

Berita kematian pria berumur 31 tahun tersebut langsung membuat penikmat sepak bola di seluruh dunia gempar. Sebab Astori diketahui tidak memiliki riwayat penyakit yang berbahaya. Bahkan ia dikabarkan sempat bermain dengan rekan setimnya saat itu, Marco Sportiello.

Ironis, Astori sejatinya akan disodorkan kontrak baru oleh Fiorentina untuk menambah masa abdinya. Meskipun demikian, pihak klub tetap memperpanjang kontraknya dan bayarannya diberikan kepada istri serta anak yang dia tinggalkan.

Cristiano Ronaldo Tiba di Juventus

Pada bursa transfer musim panas, Juventus membuat kejutan dengan mendatangkan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid pada bulan Juli lalu. Bintang asal Portugal tersebut tiba di Turin setelah diboyong dengan harga 100 juta euro plus kontrak empat tahun bernilai 30 juta euro.

Aroma kepergian Ronaldo sejatinya sudah mulai tercium sejak ia berhasil membawa Real Madrid merengkuh gelar Liga Champions untuk ketiga kalinya berturut-turut. Namun pada saat itu, banyak yang memprediksi bahwa ia akan kembali ke Manchester United. Sehingga tak ada yang menyangka bahwa Ronaldo akan berlabuh di Italia.

Kabar mengenai kedekatan Ronaldo dan Juventus mulai terkuat setelah Timnas Portugal dipastikan tersingkir dari ajang Piala Dunia 2018 silam. Sang presiden, Andrea Agnelli, bahkan terjun langsung untuk memastikan bergabungnya salah satu pemain terbaik dunia tersebut. Pada tanggal 10 Juli 2018, ia resmi menjadi bagian Juventus.

Financial Fair Play dan Manajemen Baru AC Milan

Finis di peringkat enam Serie A 2017/2018 membuat Milan hanya bisa berpartisipasi di Liga Europa. Namun hal tersebut nyaris gagal terlaksana lantaran Il Diavolo terlilit masalah dengan salah satu aturan UEFA, yakni Financial Fair Play.

Masalah tersebut merupakan imbas dari belanja jor-joran Rossoneri pada awal musim, di mana mereka gagal menyeimbangkan neraca keuangannya. Milan pun dihadapkan dengan ancaman larangan tampil di berbagai ajang Eropa, termasuk juga Liga Europa 2018/2019.

Di sela-sela perjuangannya menghadapi ancaman hukuman, kepemilikan Milan beralih dari Yonghong Li ke Elliott Management sebagai imbas dari utang piutang antara keduanya. Setelah itu, pengajuan banding Milan diterima dan mereka pun dipastikan bisa berpartisipasi dalam ajang Liga Europa.

Begitu kabar baik itu muncul, Milan langsung merombak susunan manajemennya. Presiden serta direktur olahraga, Marco Fassone dan Massimiliano Mirabelli, didepak untuk digantikan dengan Paolo Scaroni serta Leonardo. Duo baru Rossoneri tersebut membuahkan hasil berupa rekrutan penting seperti Gonzalo Higuain dan Tiemoue Bakayoko.

Serie A Nyaris Dibekukan FIGC

Pertandingan antara Inter Milan melawan Napoli hari Kamis (27/12) lalu diselimuti oleh beberapa insiden memalukan, baik di dalam maupun luar lapangan. Presiden FIGC, Gabriele Gravina, bahkan berniat menghentikan kompetisi tertinggi di tanah Italia itu untuk sementara waktu.

Semuanya bermula dari perlakuan rasis yang diterima bek Napoli, Kalidou Koulibaly, oleh oknum penggemar Inter Milan pada laga itu. Karena itu, emosinya memuncak hingga akhirnya ia membuat gestur tak menyenangkan terhadap wasit. Sang pemimpin pertandingan pun tak segan untuk menghukumnya dengan kartu merah.

Keadaan panas berlanjut hingga ke luar lapangan. Laporan dari luar stadion Giuseppe Meazza menyebutkan bahwa empat penggemar Napoli ditemukan dengan luka tikam yang diduga berasal dari fans Inter Milan. Sebaliknya, satu orang suporter Inter ditemukan tewas setelah tertabrak oleh van yang dikendarai oleh penggemar Il Partenopei.

Kekisruhan itu berlangsung dalam waktu singkat, membuat Gravina sempat mengeluarkan wacana penghentian kompetisi untuk sementara waktu. Namun setelah berdiskusi dengan berbagai pihak, ia mengurungkan niatnya dan Serie A pun dipastikan terus berlanjut.

'Anti-Juventus' yang Belum Bekerja Hingga Sekarang

Hingga pertengahan musim, istilah 'Anti-Juventus' digaungkan dan disematkan kepada tim yang dinilai mampu menyaingi Juventus musim ini. Sayangnya, tak ada tim yang mampu memenuhi sematan istilah tersebut sampai sekarang.

Kehadiran Cristiano Ronaldo seringkali membantu Juventus melewati kekalahan dengan mulus. Pemain berumur 33 tahun itu menjadi juru selamat dalam beberapa kesempatan, seperti waktu melawan Atalanta di pekan ke-18 Serie A hari Rabu (26/12) lalu. Saat Juventus tengah tertinggal 1-2, ia masuk menggantikan Sami Khedira dan langsung mencetak gol penyama kedudukan.

Hasil imbang tersebut, serta kemenangan atas Sampdoria akhir pekan kemarin, membuat Juventus belum terkalahkan dari 19 laga yang telah terlewati. Posisinya di puncak klasemen pun semakin aman dengan keunggulan sembilan poin dari pesaingnya, Napoli, yang berada di peringkat dua.

Meskipun begitu, Napoli dan tim-tim besar lainnya seperti Inter Milan dan AS Roma masih bisa memberikan kejutan di paruh kedua musim 2018/2019 mendatang. Bagi mereka yang ingin melihat Juventus terpeleset di tahun 2019 mendatang, peluang itu masih ada. Mari nantikan kejutan apa yang terjadi di Serie A selanjutnya!